Memasuki
tahun ke-3 pernikahan dan Allah masih belum mempercayakan rejeki anak kepada
kami. Dilain sisi banyak yang bertanya "kapan hamil?" "Kapan
punya Anak"?. Pertanyaan yang cukup sukses membuat saya stress ditambah
lagi ada sedikit masalah keluarga (skip). Saya ingat betul saat itu saya
sedang stress karena masalah keluarga. Saya menelepon kerabat untuk curhat dan
minta nasihat. Cukup lama kami mengobrol di telpon, hingga sampai diujung
percakapan. Beliau bertanya apakah sudah ada tanda tanda kehamilan saya jawab
belum. Lalu telpon diberikan pada suaminya, oleh suaminya saya disarankan untuk
coba pengobatan TORCH. Anak beliau yang kosong 4.5 tahun berhasil hamil setelah
pengobatan TORCH dan sekarang memiliki 3 orang anak. Beliau mengirimkan nomer
telpon klinik holistik pengobatan TORCH pak Djuanda di BOGOR.
Sore hari
ketika suami pulang kerja saya menceritakan percakapan dengan Bibi tadi siang,
dan Alhamdulillah suamipun menanggapinya positif. Mulailah saya browsing
tentang pengobatan TORCH pak Djuanda ini. Singkat cerita, saya mendapat jadwal
praktek dan penjelasan tentang pengobatan pak Djuanda lewat balasan email yang
saya kirim ke klinik tersebut. Dijelaskan bahwa sebelum mengikuti pengobatan
ini saya harus melakukan tes panel darah TORCH untuk mengetahui apakah saya
positif terinfeksi TORCH atau tidak. Untuk menghemat budget saya disarankan
hanya melakukan tes IGG saja, karena klo IGG positif IGM kemungkinan juga
positif. Minggu berikutnya saat suami libur saya ke Lab. Pramita Bandung
untuk melakukan test (saya lupa berapa biayanya). Hasil testnya tidak bisa
langsung pada hari yang sama, jadi kami minta hasil test dikirim via email
saja. Kamipun pulang kembali ke Subang. Esok hari kemudian hasil testpun sudah
dikirim ke email saya, dari hasil test 3 parameter positif (Toxoplasma, Rubella
dan CMV) dan HSV 2 negatif.
Memantapkan
niat dan menyempurnakan usaha... kamipun pergi ke praktek pak Djuanda di Hotel
Mulia Bandung. Sampai disana ternyata sudah cukup banyak pasangan
yang sepertinya memiliki masalah yang sama dengan kami. Kami harus membayar 200
rb sebagai biaya pendaftaran. Dengan membayar 200 rb ini kami bisa datang
kapanpuan saat pak Djuanda praktek, selain itu kami juga mendapat DVD pemaparan
TORCH oleh pak Djuanda (setalah kami tonton dirumah isinya sama dengan seminar
di hotel Mulia bahkan pemilihan katanya juga mirip), dan buku tentang TORCH
karangan pak Djuanda sendiri. Seminarpun dimulai,.. (skip..skip..skip)
pemaparan pak Djuanda cukup mendetail, cukuplah untuk mengisi semangat kami dalam
berusaha memiliki momongan. Untuk mengobati TORCH ini saya dan suami harus
mengkonsumsi obat herbal racikan pak Djuanda. Kenapa bukan saya saja yang
mengkonsumsi herbal ini? Jawabannya: jika dari hasil test istri positif TORCH
maka suami juga pasti terinfeksi TORCH, karena TORCH juga menular lewat
hubungan intim.
Obat
racikan pak Djuanda ini disebut Aquatreat karena memang berupa larutan (jamu).
Tiap botol (1,5 liter) harganya 750 rb, satu botol untuk dikonsumsi 1 orang
selama satu bulan. Jadi dalam sebulan suami istri menghabiskan 2 botol aquatret
(1,5 juta), cukup berat untuk kami karena saat itu saya sudah tidak bekerja
lagi dan hanya mengandalkan gaji suami. Untuk mengkonsumsi jamu ini kita harus
mencampur satu botol larutan aquatret dengan air mineral dalam jumlah yang sama
sehingga didapat 3 liter larutan aquatret dan disimpan di kulkas agar awet dan
tidak rusak. Diminum 100 ml sehari pada waktu pagi hari sebelum makan/minum.
Jamu ini tidak pahit kok, hanya saja rasanya aneh. Kalau menurut saya rasanya
mirip air rebusan buah mengkudu. Jamu ini harus diminum 3 bulan berturut turut,
setelah itu harus evaluasi hasil dengan test panel darah TORCH kembali, jika
angka test TORCHnya belum hilang pengobatan dilanjutkan, dan jika sudah hilang
pengobatan dihentikan. Saya dan suami mengkonsumsi aquatret ini selama 3
bulan, hanya saja kami tidak melakukan evaluasi dikarenakan pada bulan
berikutnya saya memutuskan untuk tinggal di Jawa Timur dan mencoba berwirausaha
disana.
Setelah 3 bulan mengkonsumsi aquatret belum ada tanda-tanda kehamilan juga..
mungkin memang Allah belum percaya pada kami... Btw, dari artikel-artikel
yang saya baca TORCH ini cukup bikin saya parno. Kalau nanti saya positif hamil
nanti saya mau test panel darah TORCH lagi. TO BE CONTINUED (klik disini)