Sepanjang 2013-2014
Efek konsultasi terakhir dengan obgyn membuat beban pikiran yang berkepanjangan. Makan tak enak tidurpun tak nyenyak. Saya jadi down, takut menghadapi kemungkinan buruk yang mungkin dihadapi jika program hamil lewat jalan medis saya teruskan. Sudah tak terhitung lagi berapa banyak airmata yang keluar. Mencoba tetap sabar ternyata susah, tiap saat ada saja yang nyinyir masalah momongan.
Tak kehabisan jalan, biarlah kali ini kami upayakan lewat jalur non medis a.k.a tradisional. Dari mulai pijat sampai jamu tradisional kami harap bisa jadi jalan datangnya buah hati dambaan. Banyak saran berdatangan, "coba kesini", "coba kesitu", "coba ke si ini", "coba ke si itu". Dari yang logis sampai yang non logis. Ya, setidaknya saya dan misua masih bisa berpikir jernih, masih bisa membedakan mana yang masuk akal dan saran yang masuk telinga kanan keluar telinga kiri.
Meski bukan ustadhah atau ulama wara', terus terang saya menolak keras jika ada yang menyarankan pengobatan alternatif non logis (magic). Karena merupakan kesyirikan dan dapat merusak aqidah kita, naudzubillah min dzalik. Ada juga yang menyarankan untuk mancing dengan mengangkat anak orang lain untuk kami asuh, konon katanya bisa buat pancingan. Untuk hal ini saya tidak percaya, saya hanya percaya rejeki anak murni dari Allah, dan bukan karena pancingan. Selain itu adopsi anak tidak ada dalam ajaran Islam, terlebih lagi jika mengasuh anak yang tidak memiliki ikatan mahrom, kelak anak yang diasuh jika sudah baligh akan menjadi yang halal dinikahi oleh salah satu orang tuanya (batal/ non mahrom-red). Skip ya ceritanya tentang adopsi sampai disini. Ada beberapa pengobatan alternatif yang saya datangi rata-rata tukang pijat semua.
Mbah Mn, Kras-Kediri Jawa Timur. Buka praktik hari Sabtu, Minggu dan Selasa Kliwon. Setiap kali pulang ke Jawa Timur selalu saya sempatkan mendatangi praktek mbah Mn. Nama besarnya sudah melegenda di wilayah kediri dan sekitarnya, khususnya bagi ibu-ibu rumah tangga. Bahkan konon beberapa pasiennya ada yang berasal dari luar pulau Jawa.
Bermaksud ingin membuktikan kesaktian Mbah Mn, surprise sekali ketika kunjungan pertama kali ke rumah yang sekaligus menjadi tempat praktik mbah Mn. Bagaimana tidak, kami sampai di Kras pukul 7.30 WIB pagi, halaman rumahnya sudah penuh dengan parkir sepeda motor. Pasiennya sudah membludak sampai teras rumah, sedangkan di dalam rumah, nampak puluhan ibu-ibu berdesak-desakan mengantri. Suara bayi nangis juga tak henti-hentinya menambah keramaian suasana. "Anu, menawi lare alit kaleh ibu-ibu sing pun mbobot ageng diriyenne angsale nggrendo (Kalau bayi sama ibu hamil tua biasanya didahulukan dipijat)," kata seorang mamah muda dengan logat jawa medog di dekat saya. Tiba giliran saya, ternyata metode pijat yang dilakukan mbah Mn ini sama seperti tukang pijat pada umumnya. Pijit kaki, raba perut dan pundak sambil memberikan wejangan agar tidak makan beberapa makanan, buah dan jajanan. Setelah selesai saya diberikan sebotol jamu kunyit. Thats all, no magic.
Merasa cocok, di lain kesempatan saya kembali mengunjungi praktek mbah Mn. Kali ini benar-benar pagi, setelah selesai sholat subuh. Berharap dapat jatah antrian awal. Ternyata setelah sampai ditempat praktik mbah Mn, sudah banyak pasien yang datang. Kebanyakan ibu-ibu muda yang bawa anak balita untuk memijatkan si anak, ibu hamil yang memperbaiki letak janin, dan beberapa orang yang susah punya anak seperti saya.
Beberapa pasien mbah Mn ini pernah memberikan testimoni untuk saya. Keahlian mbah Mn dalam memijit bayi, ibu hamil, dan wanita yang merencanakan kehamilan sudah banyak yang membuktikan. Tetangga mertua saya namanya mbak Esti divonis dokter bayinya sungsang, lantas dibawa ke Mbah Mn, disana dipijat, diperbaiki posisi bayinya. Kemudian ketika di USG ulang menunjukkan posisi normal. Dan banyak lagi cerita orang yang berhasil berobat kesana.
Metode pengobatannya hanya dipijat dan diberi ramuan jamu tradisional. Disuruh sering minum air kelapa hijau dan menjauhi beberapa buah (semangka, nangka, durian, ah lupa apa lagi). Mbah Mn sama sekali tidak pernah memvonis orang sakit ini -sakit itu. Mbah Mn hanya pure mijat, dan memberian saran posisi berhubungan intim yang benar.
Sejauh ini saya masih salut ke Mbah Mn, selain pasiennya banyak sekali, ketrampilan pijat memijat terlihat ketika menangani anak balita. Anak balita dipijat dan dibolak balik badannya, tetap nurut dan tidak sedikitpun menangis. Balita yang sakit batuk pilek, diambil dahaknya tanpa kesakitan sama sekali. Rasa salut terlebih ketika mengetahui kalau saya menderita PCOS dan makanan yang dilarang Mbah Mn merupakan makanan dengan indeks glikemik tinggi, yang buruk untuk PCOS suspect seperti saya. Saran dan anjuran Mbah Mn mengenai makanan benar-benar cocok sesuai anjuran dokter.
Cerita Mbah Mn udah ya, mungkin belum rejeki berobat disini.
Mbah N, Pare Selatan - Kediri Jawa Timur. Tukang pijat kedua yang saya datangi namanya Mbah N, masih terbilang muda tapi sudah dipanggil Mbah. Datang kesini bersama rombongan keluarga. Konon katanya si Mbah N ini bisa mengobati banyak penyakit. Karena katanya Mbah N ini tukang pijat saya jadi mau ikut datang ke tempat praktiknya. Setelah sampai disana pikiran saya mulai kacau lihat bambu bambu bentuk aneh yang dipasang di ruang pengobatan, ada pula patung kecil entah patung apa yang diletakkan di dalam bingkai kaca.
Keanehannya berlanjut saat saya melihat si mbah menangani salah seorang pasien wanita (sebut saja si A) yang kebetulan antriannya sebelum saya. Keluhan si A mens gak berhenti, si A divonis kista oleh si mbah ini setelah diraba - raba perutnya dan diakhiri dengan gerakan tangan kanan memutar persis seperti tabib menyalurkan tenaga dalamnya, bergerak ke kanan dan ke kiri tanpa menyentuh pasien. Disela sela percakapan dengan si A, saya begitu jelas mendengar kalau si A suka aerobik berlebihan. Dalam diam saya berpikir "Ya pastilah kalau lagi mens, dibawa olahraga berat mens malah banyak, atau bahkan cenderung keluar terus, namanya dinding rahim lagi luruh ditambah aktifitas berat sudah pasti erosi donk," batin saya. Saya tambah gak yakin dengan Mbah N.
Setelah beberapa pasien, dengan perlakuan yang hampir mirip tibalah giliran saya. Dengan posisi duduk, Mbah N ini mulai memijit dimulai dari kepala lalu ke area punggung dan perut (masih pakai pakaian lengkap ya, jangan salah paham), mirip seperti pijatan yang dilakukan untuk pasien sebelumnya. Namun tetap saja "it so awkward moment". Kemudian mbah N bertanya sudah berapa tahun menikah? Saya jawab 3 tahunan. Selanjutnya mbah N menceritakan beberapa testimoni yang sudah berhasil hamil setelah ditanganinya, jujur saya tidak percaya. Saya tetap pada prinsip testimoni akurat adalah testimoni dari pasien yang sudah berhasil, bukan dari yang mengobati. Si mbah mulai lagi tanya riwayat penyakit dan keluhan saya, mulai dari saya punya hepatitis atau tidak, haid sakit atau tidak, dll. Saya jawab "tidak", karena tidak pernah punya hepatitits dan haid juga tidak pernah sakit si mbah kelihatan bingung menentukan vonis yang akan dia berikan (itu jelas sekali tergambar diwajahnya). Ooh.. jadi begitu polanya, pasien yang datang akan ditanya riwayat penyakit ini-itu baru si mbah mendiagnosa sekenanya. Kalau yang melakukannya dokter saya percaya, tapi ini tukang pijit??. Mari kita main bodoh-bodohan ya, orang awam juga bisa melakukan metode ini dengan modal baca baca buku kesehatan, itulah sebabnya masih banyak masyarakat yang tertipu dokter gadungan. Skip..skip.. tahu gak saya di vonis apa? Kata si mbah kista 5 cm sodara-sodara. Ya sudahlah lagian saya tidak begitu percaya. Suami saya juga ikut dipijat si Mbah N.
Entah apa yang merasuki pikiran kami sampai mau mendatanginya. Awal pengobatan yang sudah janggal mau kami teruskan hanya karena sungkan untuk spontan menolak dihadapan pasien lain dan rombongan keluarga. Kami yang terbiasa berpikir melalui pendekatan empirik mendadak tak berdaya dihadapkan pada masalah humanistik kecil seperti ini. Pulang dari sana kami dibekali 2 plastik jamu kering, kalau diseduh jamunya mirip kunyit, temu ireng, dan jahe yang dikeringkan (efek minum jamunya jadi doyan makan). Alasan kenapa saya mau meminum jamunya karena saya suka jamu, dan yang bayar jamu itu mama mertua saya, jadi saya yakin pasti ada doa tulus dari mama mertua saya.
Mak Ms, Medewi - Jembrana Bali. Singkat cerita, pada libur Lebaran saya pulang kampung ke Jembrana. Saya ke tukang pijat ini atas saran dari family. Kebetulan 2 orang family saya dipijat sama mak Ms ini dan berhasil hamil. Metodenya sama hanya dipijat, setelah baca bismillah (jelas saya dengan mak mis membacanya), saya mulai dipijat. Pijatannya enak lo, saya cukup menikmatinya (25 menit) badan jadi rileks. Tidak ada ramuan yang diberikan. Selesai pijat, ngobrol sebentar trus pulang. Jujur saya juga tidak berharap banyak dari pijatan Mak Ms.
Saya anggap semua yang saya lakukan adalah bagian dari ikhtiar yang akan dinilai Allah. Astagfirullah, Semoga Allah mengampuni kami jika ada beberapa pengobatan tradisional yang kami jalani menyalahi syariat agama.